Rabu, 09 Februari 2011

Temukan sumber masalah sebelum terlambat

Kisah nyata di Amerika ini mungkin akan memberi pelajaran buat Anda.
Seorang bayi mungil yang cantik baru saja lahir dan membuat kedua orang tuanya begitu bahagia. Pasangan suami istri itu begitu bersemangat untuk mengisi hari-hari bersama gadis kecil mereka.
Tapi apa daya, sekalipun begitu banyak cinta diberikan, sang bayi tidak banyak menunjukkan sikapnya yang menghormati orang tua.
Di usia satu tahun belum terjalin komunikasi yang baik antara sang bayi dan kedua orang tuanya. Di usia dua tahun bayi tersebut seringkali mengabaikan larangan orang tuanya.
Di usia tiga tahun sang bayi masih tetap mengabaikan nasehat orang tuanya hingga kedua orang tua mencapnya sebagai anak “NAKAL” yang susah dinasehati.
Tapi di tahun ketiga ini pula akhirnya orang tua menyadari kesalahan mereka.
Sebuah KESALAHAN yang FATAL.
Tahukah Anda apa kesalahannya?
Ternyata selama 3 tahun orang tua tersebut tidak tahu bahwa anak mereka tuli.
Ya, di usia 3 tahun baru diketahui bahwa sang bayi tuli.
Jadi selama ini bayi tersebut bukan mengabaikan orang tua, tapi tidak mendengar apa-apa.
Can you imagine that?
Entah bagaimana itu bisa terjadi, tetapi kalau saja orang tua percaya sedikit saja pada anak tersebut bahwa ada sesuatu dibalik ketidaknurutan anak tersebut, mungkin masalah ini lebih cepat terdeteksi.

Kisah lain juga terjadi di Indonesia.
Ada seorang anak yang kerjanya kencing terus.
Kalau berpergian, baru kencing di stasiun bensin ini lalu minta kencing lagi di stasiun bensin lain.
Usianya sudah 7 tahun tapi tidak bisa menahan kencing lebih parah dari anak bayi.
Orang tuanya kadang kesal melihat anaknya yang selalu kencing sehingga membuat mobil sering berhenti mampir hanya untuk ke toilet.
Ini terjadi cukup sering.
Sampai akhirnya segalanya terlambat.
Ternyata sang anak terdiagnosa menderita diabetes, dan karena terlambat diketahui,
sang anak akhirnya meninggal. Innalilah.
Seandainya saja orang tua bisa percaya bahwa apa yang dirasakan anak adalah benar, seandainya saja orang tua percaya ada sesuatu yang tidak beres, bukan pada anaknya, tapi pada kondisi nya, mungkin akan ada bedanya.

Ya, prasangka baik pada anak,
bisa membuat kita memutuskan sesuatu dengan lebih tepat.
Kadang kita melihat anak malas belajar atau malas ke sekolah, lalu kita bilang dia anak malas. Padahal mungkin dia sedang menjadi korban abuse teman-temannya di sekolah hingga kehilangan semangat belajar. Jadi pada kasus ini masalah abuse (diskriminasi di sekolah) yang harus diselesaikan bukan dengan memukul anak kalau tidak belajar.

Jadi setiap kali anak menimbulkan masalah, maka tugas orang tua adalah mendeteksi secara integral apa yang terjadi.
Kadang yang kita lihat sebagai sebab, adalah akibat bukan sebab.
Jadi pastikan kita mengatasi masalah dari sumber masalahanya bukan akibat turunannya.

Ini tidak hanya berlaku dalam parenting tapi dalam kehidupan keseluruhan.
Temukan sumber masalah, baru kita bisa mengatasi masalah.

Orang dulu bilang
“Tidak ada asap kalau tidak ada api”
Jadi sehebat apapun kita buang asap dia akan tetap muncul kecuali apinya dimatikan.

Bencana UAN, Refleksi Try Out Februari 2011

Try Out UAN SMP yang diadakan diknas baru saja lewat jumat kemarin.
Kalau tidak ada perubahan berarti, mungkin UAN akan menjadi bencana besar bagi anak-anak Indonesia.

Kenapa?

Try Out adalah bayangan UAN ke depan, karena itu penyelenggraaannya diusahakan semirip situasi aslinya.
Bahkan dengan "TEGAS" super "PEDE" pengawas mengatakan
"Tidak ada pertanyaan, atas soal, kerjakan saja."
Mantap...
Tapi sayangnya ini PEDE tidak pada tempatnya

Kesalahan fatal pertama:
BANYAK SOAL SALAH
Bayangkan saja hampir di setiap mata pelajaran yang diujikan ada soal yang kasat mata salah (Salah ketik, salah cetak dsb).

Pada pelajaran bahasa Inggris ada soal seperti ini:
Arti dari kata yang digarisbawahi pada kalimat tersebut adalah:.... (Padahal di soal tersebut tidak ada kata yang digarisbawahi).

Pada pelajaran matematika ada soal:
Luas bangunan yang diarsir adalah.....(Padahal digambar tersebut tidak ada yang diarsir, jadi bagaimana tahu jawabannya).

Luas bidang tanah 1/3 diberi ke A, 5/6 diberi ke B, sisa 30 cm untuk C.
Berapa jatah B?
Padahal jumlah tanah yang sudah dibagikan sudah lebih dari 100% atau 7/6 (logikanya tidak boleh lebih dari 6/6)

Ada pertanyaan seperti ini:
Berdasarkan denah tersebut maka posisi ada di (Tapi di soal tersebut denah tidak tercetak).

Ada juga soal yang jawabannya 432000 tapi tertulis 423000 (Salah ketik)

Bahkan ada guru matematika yang bilang di soal matematika paket 7 ada 9 soal yang tidak ada jawabannya. Bayangkan 9 salah soal dari 40 soal. Kalau benar semua tidak mungkin dapat nilai 8 dan kalau dianulir, tidak fair.

Pada pelajaran Bahasa Indonesia ada salah soal seperti ini:
Tuti menulis surat ayahnya untuk belajar di rumah Sarah...
Tapi dijawaban yang paling mendekati benar ditulis dengan nama Irma (salah ketik?)

Salah soal seperti ini sangat berbahaya:
1. Anak kehabisan waktu untuk mengulang dan mengulang lagi untuk sesuatu yang tidak bermanfaat (karena tidak ada jawabannya).
2. Anak jadi kehabisan energi karena berkutat di soal yang membingungkan tapi tidak ada jawabannya.
3. Lebih parah lagi anak jadi rendah diri pada saat ujian, muncul stres tidak penting. Mereka merasa siap tapi ternyata mereka tidak bisa menjawab.
Padahal tidak ada jawabannya.
4. Lebih parah lagi, anak yang percaya diri, karena tahu soalnya banyak yang salah, ketika soalnya benar dan dia salah menjawab, dia menganggap soalnya yang salah.


Kesalahan fatal keduaa
MASIH ADA SOAL YANG MULTI INTERPRETASI
Salah satu tantangan untuk membuat soal multiple choice adalah membuat soal yang sulit tapi valid dan tidak multitafsir. Tipis perbedaaanya tapi hanya satu valid. Kalau ada dua yang bisa valid maka sangat menyesatkan.

Misalnya di try out bahasa Inggris ada soal
Anak menulis kartu ulang tahun pada ibunya, lalu pertanyaannya
Apakah anak ini:
a. Mencintai ibunya
b. Menghargai ibunya
c. Rindu ibunya..
dll.
Padahal semua jawaban di atas tidak bisa disalahkan, karena ada anak mengirim kartu karena cinta, kangen, dll.

Misalnya di UAN 2009 bidang science
Ada soal:
Untuk melindung burung kakak tua maka
a. menanam pohon potensial untuk sarang kakak tua
b. menakar dan dipelihara untuk koleksi
c. Menangkap dan dipeliharadi rumah
d. Memagari dan melindungi habitat kakak tua.
Jawab a datau d bisa diterima (sekalipun A mungkin jawabannya, tapi kalau pada jawabab D kata memagari konteksnya pagar yang tidak bisa dilewati manusia tapi atasnya tetap terbuka juga benar. Kalau kata yang dipili adalah mengurung (dalam sangkar raksasa bisa jadi D salah).

Dan masih banyak contoh lainnya.

Kesalahan fatal ketiga
FAIRNESS (kedilan soal)

Untuk menghindari kebocoran soal, soal UAN dibuat beberapa paket, katakanlah paket 1,2,3,4,5.
Idealnya setiap kode isinya soalnya sama tapi urutannya beda.
Tapi kenyataannya beberapa soal ada yang berbeda. Jadi tidak fair untuk anak-anak.
Misalnya :
9:3 dan 9:2 sama sama soal pembagian tapi tingkat kesulitannya beda.
Jadi tetap saja tidak adil jika ada soal yang berbeda.
Kalau urutannya diacak tidak masalah, tapi kalau beda tentu masalah.

Semoga saja orang tua yang peduli, pakar yang mengerti, pejabat yang berwenang, lebih berperan mengkoreksi ini.
Kalau insiden ini terjadi di UAN. maka bencana bagi anak-anak Indonesia.
Rasul saw. menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran” (HR Bukhari)

Amerika Ada Karena Indonesia

Apakah kita bisa menjadi bangsa besar?
Apakah bangsa kita bisa mengubah dunia?

Kalau kita lihat sejarah, sebenarnya bangsa Indonesia sudah menjadi bangsa yang mengubah dunia.
Berdirinya sebuah Amerika, salah satunya, adalah karena Indonesia.
Tidak percaya?

Mari kita lihat sejarah Amerika.
Banyak yang tidak tahu, kalau tidak ada Indonesia tidak ada Amerika.
Ya. Mau tahu bagaimana kisahnya?

Amerika terbentuk berawal dari Columbus menemukan benua Amerika.
Tahukah kenapa Columbus tidak sengaja menemukan benua Amerika?
Karena Columbus mau pergi ke Indonesia – ya ke Indonesia bukan India.
Pelaut asal Genoa, Italia tersebut berlayar dengan didanai Kerajaan Spanyol untuk mencari rempah-rempah ke Indonesia.
Di Eropa harga rembah-rempah asal Indonesia bisa dijual berlipat ganda.
(Ingat, India di tidak dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah).

Selama ini banyak orang menyangka bahwa yang dicari Columbus adalah negara India yang kita kenal sekarang,
Padahal maksudnya adalah Indonesia. Bahasa Inggrisnya Indie bahasa Belandanya Indische.
Negara-negara di Eropa masih menyebut Indonesia sebagai India sampai tahun 1949 ketika Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.
Nama Indonesia sendiri sebenarnya berasal dari kesalahpahaman ini. Nama Indonesia berasal dari kata Indu, bahasa Latin, artinya: India; Nesia, asal katanya adalah nesos, bahasa Yunani, artinya: kepulauan.

Bangsa Indonesia sendiri sampai tahun 1920-an masih menyebut India, misalnya PKI yang berdiri tahun 1920 kepanjangannya adalah adalah Perserikatan Komunis India. Yang pertama mempopulerkan nama Indonesia adalah Sukiman wiryosandoyo yang nantinya menjadi ketua Partai islam Masyumi. Ia yang mengubah nama Indonesische Vereniging menjadi Perhimpunan Indonesia.

Kembali lagi ke sejarah Amerika.
Jika kini Amerika kita kenal sebagai salah satu negara yang banyak mengubah dunia,
maka kita boleh bangga karena benua itu ditemukan karena salah satunya karena rempah-rempah Indonesia.

Di Amerika hari mendaratnya Columbus dijadikan libur nasional dengan nama Columbus Day.
Itu adalah hari ketika pelaut tersebut nyasar waktu menuju Indonesia.
Jadi tidak salah kan kalau saya bilang Amerika ada salah satunya karena Indonesia.

Apa yang bisa kita pelajari dari sejarah ini?
Bangsa kita sebenarnya secara alamiah punya segalanya untuk mengubah dunia.
Dulu sudah terbukti, sudah pernah terjadi.

Kini kita masih punya kekayaan alam yang melimpah,
punya posisi yang strategis dalam berbagai aspek.Tinggal bagaimana kita mampu mengoptimalkannya.
Kini saatnya kita maju bergerak untuk mengubah dunia.

Tentang penulis
Agung Pribadi adalah sarjana Sastra Jurusan Sejarah.
Saat ini Agung aktif sebagai historivator, penulis dan motivator yang bisa membangkitkan semangat
melalui pembelajaran sejarah.
Motto "Dari sejarah kita bisa melihat masa depan"

Minggu, 06 Februari 2011

ahmadiyah musuh atau lawan ???

ahmadiyah oh ahmadiayah kenapa kalian masih di bumi indonesia ini terutama di makassar ...coy.kalo memang kalian organisasi atau merupakan bagian dari islam sih.................kalo memang kalian titu islam maka beriman lah sesuai rukun islam dan rukun iman so..ente kok mw tambah-tambahi lagi dalam islam "MAS MIRZA GHULAM AHMAD " sebagai nabi terakhir oo eeeeedan banget nih organisasi....khan sudah jelas to..""pak menteri agama ja bilangin
"Menteri Agama Suryadharma Ali meminta pihak Ahmadiyah, masyarakat, dan penegak hukum, menaati hasil SKB (Surat Kesepakatan Bersama) tiga menteri.
Menang mengatakan itu, ketika usai membuka pesantren, mahad Aljamiah UIN Bandung, Jumat (30/7 2010 ).
Menurutnya, para jamaah Ahmadiyah harus mentaati SKB3 menteri, yang menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah sebagai ajaran aliran sesat. Untuk itu disarankan agar mereka segera menghentikan kegiatan dalam mengembangkan ajarannya di Indonseia.
“Sudah jelas, dalam hasil SKB3 menteri, dinyatakan bahwa Ahmadiyah itu bukanlah suatu agama, dan dapat dikatagorikan sebagai aliran sesat, jadi kepada para jamaah hendaknya menyudahi kegiatan pengembangan ajaran tersebut,” jelasnya"

perlu teman -teman ketahui juga bahwa aliran ini  pertama kali dibentuk adalah sebuah upaya dari pemerintah kolonial inggris agar meruntuhkan semangat jihad kaum muslimin yang sedang menjajah india .."pemerintah kolonial inggris khawatir jangan -jangan semangat jihad ini bisa meruntuhkan dominasi kita sebagai penjajahh kolonial inggris dan agar para pejuang muslim tidak lagi mengadakan perlawanan pemerintah kolonial dengan mengatasnamakan islam .dugaan ini diperkuat oleh hubungan manis ghulam ahmad dengan pemerintah kolonial ia mengatakan ia memperoleh wahyu dari jibril yang berbicara dengan bahasa inggris ,dengan alasan itu ia mengatakan pemerintah inggris patut dijadikan kiblat karena merupakan pewakilan Tuhan ,hingga saat ini pun kaum ahmadiyah dikenal dekat dengan negara barat (tabloid intelijen 2007 8-21 november )

Para pendukung Ahmadiyah yang telah difatwakan sesatnya oleh MUI sampai dua kali (pertama 1980, dan fatwa kedua tahun 2005) hendaknya bertaubat, sebelum nyawanya dicabut oleh Malaikat Maut.

Kamis, 27 Januari 2011

TADABBUR ALAM BENTENG SOMBAOPU Kab.Gowa

yAh kali ini pada bulan desember 2010 para personil pengurus daerah PD PII metro Makassar melaksanakan kegiatan mentadaburi alam sekaligus merenung kebesaran Allah yang menciptakan alam ini dengan segala isinya membuat kita patut bersyukur dapat menikmatinya
yah pada gambar di atas tampak sedang bersiap-siap melakukan outbond dan ini bukan sembarang out bond melainkan juga dipertandingkan antara pi wati dan pi want tentu saja penilainnya berdasrkan ketangguhan,ketangkasan serta kecerdikan mengatur strategi dan hal ini melatih kaum muslimin untuk menjadi umat yang kuat cerdas ,tangkas,berani serta amanah terhadap apa yang di jalankannya karena Rasulullah juga sendiri menegaskan lebih menyukai umatnya yang kuat daripada yang lemah 


Rabu, 26 Januari 2011

SILATURAHMI KADER PII MAKASSAR DENGAN REKTOR UNM

kader PII sedang bersilaturahmi dengan keluarga besar PII di hotel Lamacca universitas negeri Makassar bersama rektor UNM Prof.Dr.Arismunandar


di atas gambar rektor UNM sedang berdiskusi dengan para keluarga besar PII diapit di sampingnya adalah ketua pengurus wilayah PII sul-sel Nugrah yatna diskusi ini berlansung alot dan cukup seru teman -teman dan para pembaca sekalian ..bahkan rektor UNM membakar motivasi para kader PII (pelajar islam Indonesia ) sehingga semangatnya menyala-nyala..

Selasa, 04 Januari 2011

malangnya nasib negeriku

Di negeri ini, hidup tersandarkan pada kebutuhan yang harganya tak pernah sepadan dengan penghasilan. Keluarga yang butuh makan membuat pekerjaan hanya sebatas mencari penghasilan. Semua mahal. Jangankan makan, buang air pun bayar. Di negeri ini segala kerja dikerjakan oleh robot bernama manusia. Yang penting pekerjaan selesai dan kebutuhan untuk keluargapun tunai. Tak peduli kerja dari pagi hingga pagi lagi. Tak jadi soal kerja yang bukan cita-cita. Yang penting kerja. Yang penting penghasilan. Yang penting makan.
Seorang teman datang padaku. Sumingrah sekali dia. Baru dapat pekerjaan, katanya. Gajinya lumayan, cukup untuk makan dan hidup tenang tanpa lilitan utang. Akhirnya.. setelah berbulan-bulan dia cuma kesana-sini bawa lamaran. Ujian menjadi pegawai di negeri sendiri, tidak sanggup dia bayar. Gaji sebulan dua juta harus sogok dulu minimal delapan puluh juta. Uang darimana? Makan pun masih minta orang tua. Dan pekerjaan ini menjawab doanya. Akhirnya dia diterima kerja. Sayang, Ijazah bertuliskan ‘Sarjana Pendidikan’ dia tukar dengan pekerjaan menjadi akunting di sebuah bank. Bermodal IPK tiga koma lima, dia kandaskan cita-citanya menjadi guru bahasa Indonesia. Kemampuan soal gampang, bank jaman sekarang menyediakan pelatihan instant untuk para calon pekerjanya. Syaratnya mudah, IPK setinggi langit di ijazah.
Di negeri ini, ternyata bekerja dan mendapat pekerjaan mudah. Menjalani kuliah dan mendapat IPK tinggi lalu jadilah robot pekerja bernama manusia. Kemampuan menjadi nomor dua. Pekerjaan jaman sekarang lebih peduli dengan IPK tinggi daripada kemampuan pribadi. Dan kalau punya rupiah diangka ratus juta, bekerjalah sana menjadi pegawai negeri dengan menyingkirkan ribuan pesaing yang tanpa rupiah sama sekali.
Teman lain datang dan bercerita. Betapa bahagia dia, lulus cepat dengan IPK dahsyat. Tiga koma delapan. Senyum bahagianya meledekku, kartu hasil studi terakhirku hanya dihampiri oleh angka dua koma. Dan disaat dia asyik bercerita tentang acara wisudanya, aku masih bergelut dengan tugas kuliah yang harus sampai ke meja dosen sebelum lusa. Dia bahagia. Dunia kerja sebentar lagi akan segera menjemputnya. Atau dia yang menjemput kerja, maksudnya. Di negeri ini lebih sering yang seperti itu.
Aku ingat, beberapa bulan lalu kami masih sibuk mengerjakan tugas bersama. Kami sibuk belajar untuk ujian bersama-sama. Semua tugas kami sama. Hanya cara penyelesaiannya yang berbeda. Tugas-tugasnya selalu sesuai dengan apa yang dosen katakan. A ya dia buat A. B ya dibuat B. Calon-calon robot baru di dunia kerja. Padahal, studi yang kami jalanin menuntut kreatif. Jurusan ilmu komunikasi. Fotografi, desaign grafis, menulis di media massa, retorika, hubungan masyarakat, Radio dan segala rupa mata kuliah yang seharusnya membuat kami berfikir kreatif sendiri. Aku jadi bertanya, apa semua studi seperti ini? Manut sekali dengan kotakan materi sang dosen tanpa mau berfikir sendiri. Ah nyatanya memang. Kuliah masa kini memang menjadikan mahasiswa malas memperkejakan otak sendiri, pantas kalau angka robot manusia semakin meninggi.
Temanku sudah akan menjadi sarjana. Sedangkan aku masih harus menyandang label sebagai mahasiswa. Dia kuliah terus mengejar angka. IPK. Semua tugas dan ujian dia kerjakan dibawah tekanan kewajiban. Yang penting duduk di depan, tugas selalu dikerjakan, hafalan, ujian, lalu angka IPK pun akan sangat memuaskan. Hafalan? aku bahkan ingat betapa dia dan mereka yang kini akan sarjana selalu menghafal ketika akan ujian. Demi nilai yang tidak mengecewakan. Bahkan tidak peduli jika tidak mengerti materi sama sekali. Karena memang selalu begitu. Yang keluar di ujian adalah plek-plekan seperti yang tertulis di modul harian. Menjawab dengan pengetahuan dari lain referensi adalah bunuh diri.
Aku malas menghafal. Hafalan akan hilang dua atau tiga hari ke depan. Untuk apa? bekerja tidak butuh hafalan, teman! bekerja butuh kemampuan. Ah iya, aku lupa. Di negeri tempat kita berdiri ini, Sistemnya memang sudah seperti ini. Mengintip pendidikan adikku sendiri. Sejak sekolah dasar kita sudah dibiasakan demikian. Catatan, Hafalan, Ujian lalu lulus bersamaan dengan menguapnya ingatan pengetahuan. Hafalan kebut semalam tidak pernah bertahan. Pelajari dan mengerti, bukannya seharusnya seperti ini?
Mereka kuliah demi mengejar angka. Tingginya IPK menjadi tujuan mereka duduk di ruang kuliah setiap harinya. Mereka lulus kuliah hanya untuk bekerja. Ijazah dengan IPK tinggi menjamin kerja, katanya. Peduli setan bekerja yang tidak sesuai dengan cita-cita. Toh memang jaman sekarang sulit ditemukan makhluk bernama cita-cita. Yang ada hanya ‘yang penting bekerja. Dan sarjana dengan embel-embel IPK tiga koma adalah modalnya!’